Viral! Diduga Oknum TNI Tampar Dua Warga di Halmahera Utara, Kejadian Terekam Usai Laga Sepak Bola

Ilustrasi penganiayaan

TargetPublik.com;Halmahera Utara_Sebuah video viral di media sosial menghebohkan warganet setelah menampilkan dugaan aksi kekerasan oleh seorang oknum anggota TNI berinisial MS alias Misel, yang bertugas di salah satu kompi di wilayah Halmahera Utara.

Insiden tersebut terjadi pada Sabtu sore, 2 Agustus 2025, di Lapangan Kompi C 732 Banau, sesaat setelah pertandingan babak 16 besar Banau Open Tournament antara tim Tripoli Ori melawan Chamber’s yang berakhir ricuh.
Dalam video yang beredar, terlihat MS memukul seorang pria paruh baya bernama Jailan Sukata (dikenal sebagai Om Lan) dan seorang perempuan bernama Indri Mirajia Hi Hasan. Kedua korban merupakan warga sipil.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kekerasan bermula saat Jailan Sukata masuk ke dalam lapangan untuk mencari anaknya di tengah kericuhan pascapertandingan. Namun, Misel tiba-tiba datang dan memukul Jailan hingga terjatuh, diduga karena mengira Jailan adalah bagian dari massa yang membuat onar.

Aksi itu disaksikan oleh Indri Mirajia dan beberapa rekannya. Indri kemudian menegur Misel dengan menjelaskan bahwa Jailan masuk ke lapangan bukan untuk membuat keributan, melainkan mencari anaknya. Bukannya meredakan situasi, Misel justru diduga ikut menampar Indri, menjadikannya korban kedua.
Rekaman kejadian ini cepat menyebar dan menuai kecaman luas dari masyarakat. Banyak warganet menuntut agar pelaku segera diproses secara hukum, apalagi mengingat korban adalah warga sipil—seorang lansia dan seorang perempuan.

Pihak keluarga korban pun turut angkat bicara. Isra Haruna, kerabat korban yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Halmahera Utara, menyampaikan kecaman keras atas tindakan tersebut.

“Kami atas nama keluarga tidak menerima tindakan premanisme ini. Seorang oknum TNI memukul lansia dan adik perempuan kami di bagian wajah hingga jatuh ke tanah. Kami menuntut agar pelaku segera diproses secara hukum,” tegas Isra.

Isra menambahkan bahwa insiden ini tidak hanya melukai korban secara fisik dan psikologis, tetapi juga mencoreng nama baik institusi TNI.

“Tindakan tersebut tidak bermoral dan melanggar prinsip serta aturan militer. Ini menjadi peringatan keras bahwa kekerasan terhadap warga sipil tidak bisa dibenarkan dalam kondisi apa pun. Kami akan terus menuntut keadilan,” pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang terkait langkah hukum atau sanksi terhadap oknum bersangkutan.(redaksi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *